Kamis, 24 Mei 2012

GUMOH




Istilah gumoh memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Dan kita juga tidak perlu panik jika bayi kita gumoh, karena ini adalah hal yang lumrah terjadi pada semua bayi.
Gumoh atau keluarnya isi lambung melalui mulut (seperti muntah) terjadi pada bayi karena katup antara lambung dan esophagus (kerongkongan) belum sempurna. Walaupun mirip dengan muntah, namun gumoh ini berbeda, gumoh tidak disertai kontraksi pada pada dinding lambung, dan biasanya gumoh mengeluarkan cairan yang jumlahnya sedikit, tidak sebanyak muntah. Gumoh ini biasa terjadi pada bayi yang berusia 0 sampai 6 bulan.
Ada tiga hal utama yang menyebabkan gumoh:
  1. Belum sempurnanya katup antara lambung dan kerongkongan, sehingga susu yang diminum mudah keluar kembali
  2. Terlalu banyak minum susu, padahal kapasitas lambung masih sedikit, sehingga tidak mampu menampung susu yang masuk
  3. Aktivitas yang berlebihan, menangis atau menggeliat pada saat disusui, sehingga susu keluar kembali.
Gumoh merupakan hal yang normal dan lumrah terjadi pada semua bayi. Yang harus kita perhatikan adalah hal ini tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi dan bayi tidak menolak minum, selain itu gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari. Jika gumoh pada bayi anda seperti ciri-ciri diatas, maka anda tidak perlu panik.
Namun jika gumoh ini disertai dengan komplikasi, maka perlu penanganan lebih lanjut dari dokter untuk menghentikannya. Gumoh yang berbahaya ini disebabkan karena asam lambung meningkat yang dipicu oleh iritasi di kerongkongan, peradangan di kerongkongan, sehingga bayi menolak makan dan minum akhirnya berpengaruh pada berat badan bayi yang tak kunjung bertambah. Selain itu anak jadi gelisah, rewel, nangis, dan selalu menolak minum.
Jadi selama anak kita mengalami gumoh yang normal, kita tidak perlu panik, hal ini normal terjadi pada anak usia 0 sampai 6 bulan, dan akan berhenti dengan sendirinya, seiring fungsi organ tubuhnya semakin membaik dan sempurna.

Di awal-awal kehidupannya, bayi sering memuntahkan sebagian ASI yang ditelannya. Normalnya, fenomena gumoh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni di usia 12–16 minggu.

Kenali penyebabnya. Penyebab terjadinya gumoh pada bayi memang bisa bermacam-macam. Di antaranya adalah:
- Volume lambung bayi masih kecil, sementara susu yang ditelan bayi melebihi kapasitas lambung. Ini penyebab paling umum. Masalahnya makin menjadi karena bayi senang menggeliat. Padahal, gerakan ini membuat tekanan dalam perut tinggi, sehingga jadi gumoh. Sebenarnya, gumoh masih normal sepanjang jumlah cairan yang keluar dan masuk seimbang. 
- Klep penutup lambung bayi belum sempurna. Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. Nah, di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum sepenuhnya berfungsi sempurna. Akibatnya, kalau ia langsung ditidurkan setelah disusui, dan juga menggeliat, susu akan keluar dari mulut. Untuk mengurangi gumoh, berikan susu sedikit demi sedikit. 
- Menangis berlebihan. Tangis seperti ini membuat udara yang tertelan juga berlebihan, sebagian isi perut bayi akan keluar. Memang, bisa jadi bayi Anda menangis karena tidak bisa menelan susu dengan sempurna. Kalau sudah begini, jangan teruskan pemberian ASI. Bisa-bisa, susu malah masuk ke dalam saluran napas dan menyumbatnya.
Cegah dan atasi..
  • Posisi menyusu musti pas. Pastikan seluruh bibirnya menutup puting susu serta daerah berwarna hitam di sekitarnya (aerola). Dengan begitu, kemungkinan udara yang masuk dan tertelan selama menyusu bisa diperkecil.
  •  Kalau gumoh berlebihan, tengkurapkan bayi. Udara yang terperangkap di lambung akan lebih mudah keluar. Juga, masuknya cairan ke paru-paru bisa dicegah.
  • Jangan langsung banyak minum. Lebih baik, bayi minum sedikit-sedikit, disendawakan, lalu minum lagi. Dengan cara ini, udara tidak sempat “mampir” ke lambung.
  • Bila bayi gumoh terus secara berlebihan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk dicarikan penyebabnya. Bisa jadi, bayi menderita alergi.
Cara Mengatasi:
  • Sendawakan bayi setiap habis menyusu. Hindari juga posisi telentang setelah bayi disusui karena cairan yang masuk ke tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Nah, bila ada susu dalam lambung, akan ada refleks yang bisa menyebabkan bayi muntah.
  • Yang perlu dikhawatirkan bila bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. Tentu saja ini berbahaya. Terlebih bila si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, tak ada pilihan lain kecuali membawanya ke dokter
Dalam buku Serba-Serbi Anak diterangkan macam-macam penyebab gumoh, diantaranya;

1. Katup penutup lambung belum sempurna
Setelah masuk lewat mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, kemudian ke lambung. Di antara organ tersebut terdapat katup penutup lambung yang ada di antara lambung dan kerongkongan. Karena itulah, jika ia baru saja diberikan susu, lalu dibaringkan, ketika katupnya belum sempurna, susu bisa keluar lagi dari mulutnya.

2. Menangis kencang
Bayi yang menangis sesenggukkan akan membuat udara tertelan berlebihan. Ketika mendapat tekanan berlebihan dari luar, sebagian isi perut bayi bisa keluar. Ada pula kemungkinan si bayi menangis karena tak bisa menelan susu dengan sempurna.

3. Lambung yang masih terlalu kecil
Bayi memiliki lambung yang kecil. Ketika susu yang ia telan melebihi kapasitas lambung. Ketika bayi menggeliat, tekanan dalam perut menjadi tinggi, alhasil terjadilah gumoh. Gumoh masih terbilang normal ketika cairan yang masuk dan keluar masih seimbang.

Jika si kecil bisa gumoh lebih dari 5 kali sehari, sebaiknya segera bawa bayi Anda ke dokter, karena jika terlalu sering, si kecil bisa kekurangan cairan. Agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan akibat gumoh, ada baiknya Anda melakukan langkah-langkah pencegahan berikut ini:

-Buat bayi bersendawa dengan digendong dalam posisi berdiri sambil diletakkan di bahu, lalu tepuk perlahan punggung atasnya setiap usai minum susu.

-Berikan susu sedikit demi sedikit, lalu dibuat sendawa, untuk mencegah udara masuk ke dalam lambung.

-Ketika gumoh terjadi saat bayi dalam posisi tidur, jangan diberdirikan, lebih baik dibuat dalam posisi menyamping atau dibuat tengkurap untuk mengurangi kemungkinan cairan lambung masuk ke paru-paru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar