Kehamilan menunjukkan saat yang menyenangkan dan
dinanti-nantikan oleh ibu dan keluarganya. Semua ibu menginginkan kehamilan
maupun persalinannya berjalan aman,lancar dan normal. Tetapi kehamilan dapat
juga menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Hubungan yang serasi dan saling
percaya harus dimiliki baik penolong maupun pasien.
Definisi :
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
(280 hari ( 40 minggu ) atau 9 bulan 7 hari ).
Dibagi dalam 3 Triwulan/Trimester :
• Trimester I. Kehamilan
sampai dengan 14 minggu.
• Trimester II.
Kehamilan 14 minggu – 28 minggu.
• Trimester III. Kehamilan 28 minggu – 36 minggu dan sesudah
36 minggu.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari
ibu dan perubahan sosial dalam keluarga.
Pendekatan
secara resiko tidak memberi hasil karena :
• Sebagian besar wanita yang mengalami komplikasi tergolong
sebagai beresiko rendah.
• 71 % dari wanita yang mengalami persalinan penyulit
sebelumnya tidak diprediksikan
• 88 % dari wanita yang mengalami pendarahan pasca
persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.
Pendekatan secara resiko tidak bisa memberi hasil, sebab
sejumlah besar wanita ( 90 % yang tergolong memiliki resiko tinggi ternyata
tidak mengalami komplikasi apapun ).
Asuhan
Antenatal yang mungkin tidak bermanfaat bahkan merugikan:
- Menimbang BB secara rutin
- Penilaian tentang letak janinsebelum minggu ke 36
- Opname dan istirahat untuk kehamilan kembar
- Membatasi kegiatan seksual selama hamil ( memekai kondom )
- Aspirin untuk mencegah Eclampsia
- Suplemen Calsium untuk kaki kram
- Pembatasan gigi untuk mencegah pra eclampsi atau eclampsia
- Pemberian Diuretika untuk tekanan darah tinggi karena kehamilan
- Mengurangi makan garam untuk mencegah tekanan darah tinggi karena kehamilan
Tujuan
Asuhan Antenatal :
- Memantau kemajuan kehamilan : memantau kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
- Mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
- Deteksi dini : adanya ketidaknormalan
- Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat baik ibu maupun bayinya
- Agar masa nifas normal : Asi eksklusif
- Mempersiapkan ibu dan keluarga setelah bayi lahir
Pemeriksaan Antenatal :
Paling
sedikit 4 kali kunjungan
- Satu kali pada triwulan/trimester I
- Satu kali pada triwulan/trimester II
- Dua kali pada triwulan/trimester III
Table
Garis Besar setiap kali kunjungan :
KUNJUNGAN
|
WAKTU
|
INFORMASI
PENTING
|
Trimester I
|
Sebelum minggu ke 14
|
• Menjalin hubungan dan
saling percaya
• Deteksi masalah dan
menangani
•Pencegahan Tetanus :
TT, Anemia
• Memulai persiapan
kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi
• Motivasi hidup sehat (
gizi, latihan, istirahat, hygiene )
|
Trimester II
|
Sebelum minggu ke 28
|
Sda + waspada pre
eclampsi
|
Trimester III
|
Antara 28-36 minggu
Setelah 36 minggu
|
Sda + palpasi abdominal
Sda + deteksi letak
janin dan tanda-tanda abnormal lain
|
Standar Minimal Asuhan termasuk 7T :
- Timbang BB
- Ukur Tekanan Darah
- Ukur Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
- Pemberian Tablet besi ( minumlah 90 tablet selama hamil )
- Tes Terhadap PMS
- Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan
Manajemen Asuhan Kebidanan
Antenatal terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan
data dasar hingga evaluasi :
Langkah tersebut
sebagai berikut :
I.
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
nilai keadaan pasien secara keseluruhan.
( Tahap pengumpulan data )
I. Anamnesa
- Biodata, data demografi
- Riwayat kesehatan termasuk factor herediter : kecelakaan
- Riwayat menstruasi
- Riwayat abstretri dan ginekologi, nifas dan laktasi
- Biopsikospiritual
- Pengetahuan Pasien
II. Pemeriksaan
fisik ( sesuai kebutuhan ) dan tanda-tanda vital
III. Pemeriksaan
khusus :
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Auskultasi
d. Perkusi
IV. Pemeriksaan
penunjang :
a. Laboratorium
b. Diagnostik
lain : USG, dsb
c. Catatan
terbaru atau sebelumnya
II. Interpretasi Data Dasar :
• Identifikasi masalah atau diagnosa
berdasarkan data yang terkumpul dan interpretasi yang benar.
Diagnosa jebidanan yaitu :
Diagnosa yang ditegakkan oleh
profesi ( Bidan ) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi Standar Nomen
Klatur ( tata nama ) diagnosa kebidanan.
Standar Nomen Klatur Diagnosa
Kebidanan :
-
Diakui dan telah disahkan oleh profesi
-
Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan
-
Memiliki cirri khas kebidanan
-
Didukung oleh Clinical Judgement dalam praktek
kebidanan
-
Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen
kebidanan
Contoh :
•
Ny. Lestari hamil 16 minggu ( G2 P1 Ao) wasir berdarah. Dia sedih karena
suami tidak menginginkan kehamilannya D/G2 P1 Ao hamil 16 minggu.
Masalah :
• Wasir berdarah
• Sedih karena suami tidak
menginginkan kehamilannya
Kedua hal tersebut tidak temasuk dalam
Nomenklatur standar Diagnosa
III. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
dan Mengantisipasi Penanganannya.
Langkah ini bidan
mengidentifikasi masalah. Diagnosa potensial berdasrkan diagnosa masalah yang
sudah teridentifikasi.
Langkah ini penting dalam
melakukan asuhan yang aman.
Contoh :
Seorang wanita dating ke KIA,
wajah pucat, keringat dingin, tampak kesakitan, mulas-mulas hilang timbul,
cukup bulan pemuaian perut sesuai hamil
Bidan harus berfikir kearah :
- Wanita hamil tersebut in partu
- kehamilan cukup bulan
- Anemia
IV. Menetapkan
Kebutuhan terhadap Tindakan Segera atau Masalah Potensial
Baik itu melakukan konsultasi,
kolaborasi dengan tanaga kesehtan lain berdasarkan kondisi pasien.
Contoh :
Pada pemeriksaan Antenatal
ditemukan kadar HB : 9,5 gr %, hamil 16
minggu, nafsu makan kurang, efluor albus banyak, hijau muda, gatal dan berbau.
Dengan data diatas kita bisa
menentukan perlu tidaknya konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau
pelayanan diagnotis ( laboratorium )
Bidan harus mampu menentukan
tindakan yang paling tepat dan penting untuk wanita tersebut.
V. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan yang
Menyeluruh :
Langkah ini ditemukan oleh hasil
kajian pada langkah sebelumnya. Pada langkah ini jika ada informasi/data yang
tidak lengkap bisa dilengkapi. Juga bisa mencerminkan resional yang benar/valid.
Pengetahuan teori yang salah atau
tidak memadai atau suatu data dasar yang tidak lengkap bisa dianggap tidak
valid dan akan menghasilkan asuhan pasien yang tidak ncukup dan berbahaya.
VI. Melaksanakan Perencanaan
Adalah lengkap pelaksanaan
renncana asuhan menyeluruh seperti pada langkah kke 5. Langkah ini bisa
dilakukan oleh seluru bidan atau
sebagian oleh wanita terebut. Jika belum ditugaskan oleh orang lain tetap bidan
memikul tanggung jawab tentang arah pelaksanaan.
VII. Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan
apakah rencana asuhan tersebut efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
Didalam pendokumentasian/catatan
asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP :
S :
Subyektif
Data dari pasien didapat dari anamnese atau
allo anamnese
O :
Obyektif
Hasil pemeriksaan fisik beserta
pemeriksaan Diagnostik dan pendukung
lain, juga catatan medik lain.
A : Analisis dan Interpretasi berdasarkan
data yang terkumpul dibuat kesimpulan
1. Diagnosa
2. Antisipasi Diagnosa/masalah
potensial
3. Perlunya tindakan segera
P : Planning/Perencanaan
Merupakan gambaran pendokumentasian dari
tindakan ( Implementasi )
Evaluasi didalamnya termasuk :
- Asuhan mandiri
- Kolaborasi
- Tes Diagnostik/Lab
- Konseling
- Follow up
Dengan mengamati proses asuhan Kebidanan
Antenatal tersebut, bidan yang bertugas di Unit Antenatal mempunyai peran
penting dalam mengaplikasikan teori-teori tersebut diatas dalam upaya
merealisasikan harapan ibu dan keluargauntuk mendapatkan pelayanan yang
professional, kehamilan dan persalinan yang aman, lancer dan normal.
ijin copas yaa
BalasHapus