Kamis, 17 Mei 2012

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL



Kehamilan menunjukkan saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan oleh ibu dan keluarganya. Semua ibu menginginkan kehamilan maupun persalinannya berjalan aman,lancar dan normal. Tetapi kehamilan dapat juga menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Hubungan yang serasi dan saling percaya harus dimiliki baik penolong maupun pasien.

Definisi :

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, (280 hari ( 40 minggu ) atau 9 bulan 7 hari ).

Dibagi dalam 3 Triwulan/Trimester :
• Trimester I.    Kehamilan sampai dengan 14 minggu.
• Trimester II.  Kehamilan 14 minggu – 28 minggu.
• Trimester III. Kehamilan 28 minggu – 36 minggu dan sesudah 36 minggu.

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu dan perubahan sosial dalam keluarga.


Pendekatan secara resiko tidak memberi hasil karena :

• Sebagian besar wanita yang mengalami komplikasi tergolong sebagai beresiko rendah.
• 71 % dari wanita yang mengalami persalinan penyulit sebelumnya tidak diprediksikan
• 88 % dari wanita yang mengalami pendarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.
Pendekatan secara resiko tidak bisa memberi hasil, sebab sejumlah besar wanita ( 90 % yang tergolong memiliki resiko tinggi ternyata tidak mengalami komplikasi apapun ).


Asuhan Antenatal yang mungkin tidak bermanfaat bahkan merugikan:

  • Menimbang BB secara rutin
  • Penilaian tentang letak janinsebelum minggu ke 36
  • Opname dan istirahat untuk kehamilan kembar
  • Membatasi kegiatan seksual selama hamil ( memekai kondom )
  • Aspirin untuk mencegah Eclampsia
  • Suplemen Calsium untuk kaki kram
  • Pembatasan gigi untuk mencegah pra eclampsi atau eclampsia
  • Pemberian Diuretika untuk tekanan darah tinggi karena kehamilan
  • Mengurangi makan garam untuk mencegah tekanan darah tinggi karena kehamilan

Tujuan Asuhan Antenatal :

  • Memantau kemajuan kehamilan : memantau kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
  • Mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
  • Deteksi dini : adanya ketidaknormalan
  • Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat baik ibu maupun bayinya
  • Agar masa nifas normal : Asi eksklusif
  • Mempersiapkan ibu dan keluarga setelah bayi lahir

Pemeriksaan Antenatal :

Paling sedikit 4 kali kunjungan
  1. Satu kali pada triwulan/trimester I
  2. Satu kali pada triwulan/trimester II
  3. Dua kali pada triwulan/trimester III

Table Garis Besar setiap kali kunjungan :
KUNJUNGAN
WAKTU
INFORMASI PENTING
Trimester I
Sebelum minggu ke 14
• Menjalin hubungan dan saling percaya
• Deteksi masalah dan menangani
•Pencegahan Tetanus : TT, Anemia
• Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi
• Motivasi hidup sehat ( gizi, latihan, istirahat, hygiene )
Trimester II
Sebelum minggu ke 28
Sda + waspada pre eclampsi
Trimester III
Antara 28-36 minggu
Setelah 36 minggu
Sda + palpasi abdominal
Sda + deteksi letak janin dan tanda-tanda abnormal lain


Standar Minimal Asuhan termasuk 7T :

  1. Timbang BB
  2. Ukur Tekanan Darah
  3. Ukur Tinggi Fundus Uteri
  4. Imunisasi TT
  5. Pemberian Tablet besi ( minumlah 90 tablet selama hamil )
  6. Tes Terhadap PMS
  7. Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan

Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar hingga evaluasi :

Langkah tersebut sebagai berikut :
I.       Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk nilai keadaan pasien secara keseluruhan.  ( Tahap pengumpulan data )
 I. Anamnesa
  1. Biodata, data demografi
  2. Riwayat kesehatan termasuk factor herediter : kecelakaan
  3. Riwayat menstruasi
  4.  Riwayat abstretri dan ginekologi, nifas dan laktasi
  5. Biopsikospiritual
  6. Pengetahuan Pasien
II.    Pemeriksaan fisik ( sesuai kebutuhan ) dan tanda-tanda vital
III. Pemeriksaan khusus :
a.       Inspeksi
b.      Palpasi
c.       Auskultasi
d.      Perkusi
IV. Pemeriksaan penunjang :
a.       Laboratorium
b.      Diagnostik lain : USG, dsb
c.       Catatan terbaru atau sebelumnya

II.   Interpretasi Data Dasar :

•    Identifikasi masalah atau diagnosa berdasarkan data yang terkumpul dan interpretasi yang benar.

Diagnosa jebidanan yaitu :
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi ( Bidan ) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi Standar Nomen Klatur ( tata nama ) diagnosa kebidanan.

Standar Nomen Klatur Diagnosa Kebidanan :
-          Diakui dan telah disahkan oleh profesi
-          Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan
-          Memiliki cirri khas kebidanan
-          Didukung oleh Clinical Judgement dalam praktek kebidanan
-          Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Contoh :

•  Ny. Lestari hamil 16 minggu ( G2 P1 Ao) wasir berdarah. Dia sedih karena suami tidak menginginkan kehamilannya D/G2 P1 Ao hamil 16 minggu.

Masalah :

• Wasir berdarah
• Sedih karena suami tidak menginginkan kehamilannya

Kedua hal tersebut tidak temasuk dalam Nomenklatur standar Diagnosa

III. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi     Penanganannya.

Langkah ini bidan mengidentifikasi masalah. Diagnosa potensial berdasrkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi.

Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman.

Contoh :

Seorang wanita dating ke KIA, wajah pucat, keringat dingin, tampak kesakitan, mulas-mulas hilang timbul, cukup bulan pemuaian perut sesuai hamil

Bidan harus berfikir kearah :
  • Wanita hamil tersebut in partu
  • kehamilan cukup bulan
  • Anemia

IV.     Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera atau Masalah Potensial

Baik itu melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tanaga kesehtan lain berdasarkan kondisi pasien.

Contoh :

Pada pemeriksaan Antenatal ditemukan kadar HB : 9,5  gr %, hamil 16 minggu, nafsu makan kurang, efluor albus banyak, hijau muda, gatal dan berbau.
Dengan data diatas kita bisa menentukan perlu tidaknya konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau pelayanan diagnotis ( laboratorium )
Bidan harus mampu menentukan tindakan yang paling tepat dan penting untuk wanita tersebut.

V.    Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan yang Menyeluruh :

Langkah ini ditemukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Pada langkah ini jika ada informasi/data yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Juga bisa mencerminkan resional yang benar/valid.
Pengetahuan teori yang salah atau tidak memadai atau suatu data dasar yang tidak lengkap bisa dianggap tidak valid dan akan menghasilkan asuhan pasien yang tidak ncukup dan berbahaya.

VI.   Melaksanakan Perencanaan

Adalah lengkap pelaksanaan renncana asuhan menyeluruh seperti pada langkah kke 5. Langkah ini bisa dilakukan oleh seluru bidan  atau sebagian oleh wanita terebut. Jika belum ditugaskan oleh orang lain tetap bidan memikul tanggung jawab tentang arah pelaksanaan.

VII. Evaluasi

Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Didalam pendokumentasian/catatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP :

S       : Subyektif
           Data dari pasien didapat dari anamnese atau allo anamnese

O       : Obyektif
Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan Diagnostik dan    pendukung lain, juga catatan medik lain.

A       : Analisis dan Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan

          1. Diagnosa
          2. Antisipasi Diagnosa/masalah potensial
          3. Perlunya tindakan segera

P        : Planning/Perencanaan
          Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan ( Implementasi )
          Evaluasi didalamnya termasuk :
  • Asuhan mandiri
  • Kolaborasi
  • Tes Diagnostik/Lab
  • Konseling
  • Follow up

Dengan mengamati proses asuhan Kebidanan Antenatal tersebut, bidan yang bertugas di Unit Antenatal mempunyai peran penting dalam mengaplikasikan teori-teori tersebut diatas dalam upaya merealisasikan harapan ibu dan keluargauntuk mendapatkan pelayanan yang professional, kehamilan dan persalinan yang aman, lancer dan normal.


1 komentar: