Bounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan attachment. Bounding
adalah proses pembentukan sedangkan attachment
(membangun ikatan). Jadi bounding
attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana
sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang
bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan. Konsep ikatan perlahan-lahan berkembang,mungkin mulai di awal kehamilan
dan berlanjut selama berbulan-bulan, bertahun-tahun dan mungkin seumur hidup setelah
melahirkan. Bonding bukan sebuah proses magical atau seketika,
juga bukan dirangsang menurut
permintaan
atau pesanan. Perasaan kehangatan yang dimulai kadang sudah dirasakan, bahkan sebelum
konsepsi dan tentu selama
kehamilan dan akan terus berkembang selama beberapa minggu, bulan dan tahun
setelah kelahiran. Ada
kemungkinan bahwa pengalaman kelahiran yang baik (dapat memfasilitasi
pertumbuhan cinta, karena ibu akan mengurangi rasa kekecewaan terhadap diri sendiri dan kondisi emosional ibu akan lebih terfokus untuk
memberikan seluruh
perhatian dirinya kepada bayinya. Kesulitan dalam proses persalinan yang mengecewakan
dapat menghambat proses terjalinnya ikatan antara ibu dengan
bayinya. Oleh karena itu penting
juga memperhatikan kondisi psikologis ibu saat proses persalinan. Adapun
beberapa definisi para ahli:
·
Klause
dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik,
emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah
lahir.
·
Nelson
(1986), bounding: dimulainya
interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin
antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan
fisik yang akrab.
·
Saxton
dan Pelikan (1996), bounding:
adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu
kepada bayinya segera setelah lahir; attachment:
adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
·
Bennet
dan Brown (1999), bounding:
terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang
di antara individu.
·
Brozeton
(dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti
antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
·
Parmi
(2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling
merespon antara orang tua dan bayi lahir.
·
Perry
(2002), bounding: proses
pembentukan attachment atau
membangun ikatan; attachment:
suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang
terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
·
Subroto
(cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
·
Maternal
dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
·
Harfiah,
bounding: ikatan; attachment: sentuhan.
Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Berhasil atau Tidaknya Proses Bounding Attachment
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan
kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang
berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut.
Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment
ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan
ketrampilan untuk merawat anak
Dalam
berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang
lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding
attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga,
teman dan pasangan
Dukungan
dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua dan anak
Dengan metode rooming in kedekatan
antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan
cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak
(keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
6.
Pada
awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota
keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati
saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang
unik.
Cara
Untuk Melakukan Bounding Attachment
.1
Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera
setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya
yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia.\
2
Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding)
akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi
perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan
stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu
akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila
ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
.3
Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang
mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan
menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi
bertatapan.Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat
pada orang tuanya. Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian
dengan segera.Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan
dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan
manusia pada umumnya.
4
Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya
sangat penting.orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.Tangis
tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling
kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua
akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang
karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam
rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan
membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang
selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam
telinga.
5
Aroma / Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan
cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir
sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk
mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu
dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
6 Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan.Bayi baru lahir
bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki.Entrainment terjadi pada
saat anak mulai bicara. Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur
pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa
dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi.
Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam
memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik
positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
7
Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan
irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung.Salah satu tugas bayi
setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara
konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan
respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
8
Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas
ibu.Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi
dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan
fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
- Kadar
oksitosin dan prolaktin meningkat.
- Reflek
menghisap dilakukan dini.
- Pembentukkan
kekebalan aktif dimulai.
- Mempercepat
proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh);
waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1. Dilakukan segera (menit pertama jam
pertama).
2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan
sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibat pemberian dukungan dalam
proses persalinan.
6. Persiapan PNC sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan
keterampilan untuk merawat anak.
9.Kontak
sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawat maternitas khusus (bidan).
14. Informasi bertahap mengenai bounding
attachment.
Manfaat Bounding Attachment
Adapun manfaat dari implementasi
teori bounding attachment jika dilakukan secara baik yaitu:
1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai,
menumbuhkan sikap sosial.
2. Bayi merasa aman, berani mengadakan
eksplorasi.
3. Akan sangat berpengaruh positif pada
pola perilaku dan kondisi psikologis bayi kelak.
Hambatan Bounding Attachment
Sesuatu
yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment dan dapat dikatakan sebagai penghambat dalam
bounding attachment adalah:
1. Kurangnya support sistem.
2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3. Bayi dengan resiko (bayi prematur,
bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4. Kehadiran bayi yang tidak
diinginkan.
Peran Bidan dalam Mendukung
Terjadinya Bonding Attachment
1. Membantu menciptakan terjadinya
ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2. Memberikan dorongan pada ibu dan
keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap
maupun ucapan dan tindakan.
3. Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan
selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba perutnya yang semakin
membesar
4. Bidan mendorong ibu untuk selalu
mengajak janin berkomunikasi
5. Bidan juga mensupport ibu agar dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam merawat anak, agar saat
sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat
bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan
6. Ketika dalam kondisi yang tidak
memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara bonding attachment dalam
beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar-benar memisahkan
ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk
mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya. Pada kasus
bayi atau ibu dengan risiko, ibu dapat tetap melakukan bonding attachment
ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal.
kayaknya ini buat tugas ya?
BalasHapus